Keris Pusaka Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari
Pamor Pedaringan Kebak
Tangguh Kamardikan Mutrani PB 
Warangka Ladrang Solo Kayu Trembalo Lawas
Pendok bunton silih asih
Mendak mata
Handle kayu
Panjang 37 cm
Berat 3 kg


Mahar Rp.7.000.000,-

Dhapur Tilam Sari berasal dari kata :

Tilam : tempat pembaringan, tempat beristirahat dan bisa bermakna umum sebagai tempat tinggal.
Sari : harum, wangi, atau semerbak.

Tilam Sari dapat bermakna tempat beristirahat atau tempat tinggal yang harum semerbak atau diartikan baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

Dhapur Tilam Sari memiliki makna filosofi agar pemilik atau penghuni rumah yang merawat keris dengan dhapur Tilam Sari akan selalu mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, kedamaian, kejayaan, nama yang harum (dihormati orang disekelilingnya) dan selalu mendapatkan perlindungan keselamatan daripada Tuhan Yang Maha Esa.


Berkaitan dengan filosofi dari makna dhapur ini maka banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dibuat dengan bentuk dhapur Tilam Sari seperti juga dhapur Tilam Upih.

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Tilam Sari Ampuh

Keris Pusaka Parung Sari

Keris Parung Sari
Pamor pedaringan kebak
Tangguh HB kuno
Warangka Ladrang solo kayu terminal
Pendok blewah
Mendak lawas
Handle kayu lawas 
Panjang 36 cm


Mahar Rp.15.000.000,-


Dhapur Parungsari merupakan keris dengan jumlah luk 13. Mempunyai rincikan yang mirip sekali dengan dhapur keris Sengkelat. Hanya saja dhapur ini memiliki 2 lambe gajah, 2 kruwingan dan kadang kembang kacangnya dihiasi jenggot.

Adapun filosofi yang terkandung dalam dhapur keris Parungsari adalah tetap sederhana dalam segala kehebatan yang dimilikinya.


Parungsari menggambarkan keindahan, kerupawanan, namun tetap sederhana. Baik dimiliki oleh pemimpin yang rendah hati.

Keris Pusaka Parung Sari


Keris Pusaka Parung Sari


Keris Pusaka Parung Sari


Keris Pusaka Parung Sari


Keris Pusaka Parung Sari

Keris Jalak Sumelang Gandring HB

Keris Jalak Sumelang Gandring
Pamor Keleng
tangguh HB kuno
Warangka gayaman solo kayu timoho
Pendok blewah
Mendak lawas
Handle kayu
Panjang 35 cm


Mahar Rp.9.000.000,-

Dhapur Jalak Sumelang Gandring


Dhapur Jalak Sumelang Gandring sebuah dapur keris yang masih melegenda dikalangan masyarakat, dikenal luas lewat dongeng pencarian pusaka asli Keris Kyai Sumelang Gandring oleh Empu Supo sebagai perintah raja Majapahit yang kehilangan pusaka hebat tersebut. Ricikan keris ini antara lain : gandik polos, sogokan satu di bagian depan, selain itu keris ini juga memakai sraweyan dan tingil. Filosofi dari pusaka ini adalah kekawatiraan (Jawa : Sumelang) dan Gandring (Cinta kepada Sang Pencipta), sebagai perlambang kekawatiran hilangnya Cinta hamba kepada Tuhannya, dalam pengertian dimasa Majapahit sebagai lambang kekawatiran hilangnya Cinta Rakyat kepada Penguasa (raja) nya.

Keris Jalak Sumelang Gandring

Keris Jalak Sumelang Gandring

Keris Jalak Sumelang Gandring

Keris Jalak Sumelang Gandring

Keris Jalak Sumelang Gandring

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari 
Pamor Tejo Kinurung
tangguh HB kuno
Warangka gayaman solo kayu trembalo
Pendok blewah
Mendak parijatra mata
Handle kayu
Panjang 35 cm


Mahar Rp.8.500.000,-

Jalak Tilam Sari

Jalak tilam sari merupakan salah satu benda pusaka berupa keris berdhapur lurus dengan gandik yang lugas, terdapat pejetan, tikel alis, sraweyan serta thingil atau ri pandan. Sekilas banyak sekali orang yang kebingungan dalam membedakan keris ini karena benda pusaka ini memiliki nama yang hampir sama sekali dengan nama keris yang tidak kalah populernya yaitu tilam sari. Namun, walaupun begitu tetap saja keris pusaka jalak tilam sari juga banyak sekali dicari oleh para pencinta perkerisan.


Jalak tilam sari secara umum memiliki pengertian yang mana jalak melambangkan laki-laki, tilam melambangkan tempat istirahat dan sari melambangkan harum, wangi dan semerbak. Jika diartikan secara luas maka jalak tilam sari bermakna tempat berteduh yang sangat harum semerbak di hadapan Tuhan Yang Maha Esa ataupun sesama manusia. Dengan ini ketika seseorang (kepala rumah tangga) memiliki dan menjaga keris ini diharapkan dia akan senantiasa diberikan kemuliaan, kebahagiaan, kedamaian, nama yang sangat harum dan selalu mendapat perlindungi dari Tuhan Yang Maha Esa.

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Jalak Tilam Sari

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris pandawa lare
Pamor untu walang
Tangguh mataram
Warangka gayaman solo kayu asem
Pendok blewah 
Mendak lawas
Handle lawas
Panjang 34 cm


Mahar Rp.4.850.000,-

Tentang Keris Pandawa Lare

Pandawa Lare bisa juga disebut pendawa lare, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk lima, ukuran panjang bilahnya sedang. Keris ini memakai kembang kacang, lambe gajah, pejetan dan tikel alis. Bagian ada-adanya cukup terlihat jelas, sehingga permukaan bilah keris itu nggigir lembu.

Filosofi Keris Pandawa Lare

Lare = kanak-kanak atau semasa muda. Lakon ”Pandawa Lare” bercerita tentang liku-liku kehidupan keluarga Pandawa yang harus menjalani pengasingan. Berbagai rintangan kehidupan mereka hadapi. Peristiwa ini terjadi ketika keluarga Pandawa dan Kunti berkelana di hutan setelah lolos dari usaha pembunuhan oleh pihak Kurawa di Bale Sigala-gala.

Ketika Nakula dan Sadewa, yang ketika itu masih kanak-kanak, menangis kelaparan, Dewi Kunti menyuruh Bima dan Arjuna untuk mencari makanan bagi adik kembarnya. Arjuna kemudian datang lebih dahulu. Waktu hendak memberikan dua bungkus nasi pada adiknya, Kunti lebih dahulu bertanya tentang asal usul nasi itu. Arjuna menceritakan bahwa nasi itu dimintanya dari seorang lurah di Desa Sendang Kendayakan. “Jika nasi itu berasal dari belas kasihan seseorang, makanlah sendiri. Jangan kau berikan pada adikmu.” Nasi yang dibawa Arjuna itu sebenarnya adalah pemberian Ki Lurah Sagotra, yang menganggap Arjuna berjasa baginya karena telah membuat istrinya yang semula tak acuh menjadi sayang kepadanya.

Bahkan, sebagai pernyataan suka citanya, waktu itu Ki Lurah Sagotra bersumpah akan bersedia menjadi tawur atau tumbal perang bagi kemenangan para Pandawa dalam Baratayuda kelak.

Tidak lama kemudian Bima datang pula membawa nasi bungkus. Ia menceritakan bahwa nasi itu ia peroleh sebagai imbalan, karena Bima berhasil membunuh Prabu Baka (Prabu Dawaka) yang mempunyai kebiasaan memangsa manusia. Rakyatnya yang berterima kasih padanya minta agar Bima mau menjadi rajanya, namun Bima menolak. Waktu mereka menanyakan imbalan apa yang dapat diberikan, Bima meminta dua bungkus nasi. “Berikan nasi itu pada adik-adikmu, karena nasi itu kau peroleh dari hasil cucuran keringatmu.”


Spirit hidup Pandhawa dengan tetap menunjung tinggi harga diri, prinsip hidup mendasar yang harus tetap dipegang meskipun dalam keadaan kelaparan atau kesusahan. Harga diri tetap menjadi satu pegangan yang tidak boleh dipertaruhkan dalam kondisi apapun. Dari sisi religiusnya, lakon ini pun menyampaikan pesan akan nilai keimanan dan penyerahan diri secara total yang harus diterapkan dalam hidup di dunia. Dalam berbagai kesusahan yang sudah dirasa tidak ada jalan keluarnya sekalipun, Para Pandhawa tidak digambarkan sedikitpun menghujat Tuhan atas kehendak yang mereka alami. Juga nasehat untuk selalu berbakti kepada orang Tua terutama Ibu yang telah mengandung dan melahirkan.

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Pandawa Lare Untu Walang

Keris Sengkelat Mataram

Keris sengkelat
Pamor wahyu tumurun
Tangguh Mataram
Warangka gayaman jogja kayu timoho
Pendok bunton
Mendak lawas
Handle kayu
Panjang 33,5 cm
Berat 2 kg


Mahar Rp.4.999.999,- 

Dhapur Keris Sengkelat

Dhapur Keris Sengkelat adalah salah satu nama keris luk 13 yang paling banyak dicari, para pecinta tosan aji sangat ingin memiliki keris dengan ricikan memakai ada-ada, sehingga permukaannya nggigir sapi. Sengkelat memakai kembang kacang; ada yang memakai jenggot dan ada yang tidak; lambe gajah-nya hanya satu.

Selain itu ricikan lainnya adalah sogokan rangkap ukuran normal, sraweyan, ri pandan, greneng, dan kruwingan. Dhapur Sangkelat mirip dengan keris dhapur Parungsari. Bedanya, pada Sangkelat lambe gajah-nya hanya satu, sedangkan pada Parungsari dua buah.

Filosofi Keris Sengkelat

Sebuah bentuk keris yang sederhana namun menjadi primadona, karena sengkelat melambangkan kesederhanaan masyarakat kecil atau wong cilik namun memiliki kepandaian dan kemampuan yang tinggi.

Dalam beberapa kisah keris engkelat menjadi perlambang atau simbol masuknya Islam ke tanah jawa, tanpa meninggalkan budaya dan kearifan lokal.

Selain itu sengkelat dianggap mewakili masyarakat bawah yang marah dan kecewa terhadap keadaan dan penguasa, yaitu sengkel ati atau jengkel hatinya.


Dalam bahasa jawa luk 13 dikatakan telulas, yaitu las-lasing urip, akhir dari segala kehidupan adalah kembali menyatu dengan Sang khaliq, sehingga membawa ketenangan dan ketentraman hati.

Keris Sengkelat Mataram

Keris Sengkelat Mataram

Keris Sengkelat Mataram

Keris Sengkelat Mataram

Keris Sengkelat Mataram

Keris Sengkelat Mataram

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris naga siluman luk 15
Pamor keleng
Tangguh mataram 
Warangka ladrang solo kayu timoho
Pendok bunton 
Mendak meniran kendit
Handle kayu
Panjang 35 cm
Berat 2 kg


Mahar Rp.8.500.000,-

Kata ‘Siluman’ atau ‘Seluman’ sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti penglihatan mata batin. Yaitu, bayangan meta yang dibangkitkan oleh kekuatan batin –terkadang berkaitan dengan sesuatu yang magis. Maka, pengertian ‘Nogo Siluman’ secara harfiah dapat diartikan sebagai naga yang tidak kelihatan atau naga yang ada di alam maya, atau alam gaib, dan atau alam astral.

Adapun ciri-ciri Keris Kyai Nogo Siluman yaitu memiliki ‘gandhik’ kepala naga mengenakan mahkota, ‘sumping’, dan juga kalung. Sedangkan badan naga dibuat sedikit tersamar yang kemudian menghilang pada luk pertama menyatu dengan bilahnya yang mengandung makna filosofi sebagai himbauan: “Agar manusia dalam menjalani hidup ini harus bisa mengendalikan hawa nafsunya yang berupa kekuasaan, kemewahan atau kekayaan.”

Sebagai seorang pemimpin tidak boleh bertindak sewenang-wenang, karena apa yang dimilikinya adalah “Sampiraning Urip” (titipan sementara hidup)

Sedangkan mulut naga yang terbuka cukup lebar dan kadang disumpal dengan butiran emas atau batu mulia, menyimpan makna atau diyakini dapat meredam kekuatan negatif serta hawa panas dari Keris Nogo Siluman tersebut.

Namun, makna sesungguhnya yang menjadi pesan dari disumpalnya mulut naga menggunakan emas atau batu mulia adalah bahwa: “Manusia harus mampu mengendalikan ucapannya.”

Masyarakat Jawa mengenal ungkapan yang berbunyi, “Ajining diri soko lati,” yang artinya kehormatan diri seseorang berasal dari ucapan atau kata-katanya.

Jika dihubungkan dengan sifat-sifat kepemimpinan, pesan yang tersirat yaitu bahwa sabda seorang pemimpin tidak boleh berubah-ubah (sabda pandita ratu tan keno wola-wali). Dengan demikian kemulian seorang pemimpin tercermin dari kemampuannya untuk menyelaraskan antara perkataan dengan perbuatannya.

TUAH KERIS NOGO SILUMAN
Keris Kyai Nogo Siluman, dipercaya memiliki tuah untuk menghilang, atau mengalihkan pandangan musuh sehingga tidak bisa melihat pemakainya (panglimunan).

Keris Kyai Nogo Siluman, tuah gaibnya dipercaya dapat menghindarkan pemiliknya dari segala masalah atau selalu dapat lolos dari masalah seperti filosofi tubuh naga yang menghilang pada bilahnya.

Tuah, daya yoni keris Kyai Nogo Siluman ini juga diyakini dapat menambah aura kewibawaan dan kepekaan intuisi serta kesaktian bagi pemiliknya.

Adapun pembuat dari keris yang sangat melegenda ini berasal dari Majapahit yaitu Empu Supo Mandrangi, seorang maestro empu yang sakti dan mumpuni. Beliau membuat keris ini dengan serangkaian ritual dan tata laku yang melelahkan. Setelah jadi, keris ini diberi nama “Kyai Nogo Siluman” dan digunakan secara turun-temurun dari Kerajaan Majapahit hingga akhirnya ke Kerajaan Demak kemudian sampai ke tangan Pangeran Diponegoro.

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Naga Siluman Luk 15

Keris Pandawa Lare

Keris pandawa lare
Pamor tunggak semi
Tangguh mataram
Warangka gayaman solo iras
Pendok blewah lawas
Mendak lawas
Handle kayu jati
Panjang 34 cm

Mahar Rp.5.000.000,-

Dapur Pandawa Lare


Arti secara bahasa, lare yaitu anak-anak, dan pandawa merupakan tokoh pewayangan jawa. Pandawa lare diambil dari nama lakon “pandawa lare” yang megisahkan kehidupan yang dialami oleh keluarga pandawa saat lolos dari kejaran kurawa. Dapur ini termasuk salah satu bentuk dapur keris luk 5 dengan ukuran bilah yang tergolong sedang. Selain itu, dapur ini juga memiliki lambe gajah, pijetan, kembang kacang, dan tikel alis. Secara filosofis, dapur ini menggambarkan nilai kehidupan pandawa yang selalu menjunjung harga diri dalam keadaan sesulit apapun. Lakon pandawa lare juga menjunjung nilai sabar dan iman karena mereka tidak pernah mengeluh dan bahkan menyalahkan Tuhan terhadap kondisi yang dihadapi

Keris Pandawa Lare

Keris Pandawa Lare

Keris Pandawa Lare

Keris Pandawa Lare

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris urap urap ( keris langka )
Pamor ceprit
Tangguh majapahit
Warangka ladrang solo kayu iras
Pendok blewah
Mendak kuningan
Handle kayu
Panjang 33,4 cm


Mahar Rp.6.500.000,-

Dapur Keris Urap Urap atau juga disebut hurap-hurap memiliki ricikan yang tergolong sederhana. Dapur ini memiliki kembang kacang yang pohok, lambe gajah, dan jalen. Sogokan dapur hurap-hurap ada dua yang ukurannya sedang.

Selain itu, dapur ini dilengkapi gusen dan lis-lisan. Keris urap-urap biasa ditemukan pada keris pusaka majapahit atau mataram. Urap-urap merepresentasikan keberagaman, keharmonisan, dan gotong royong.

Oleh karena itu, secara filosofis dapur urap-urap menggambarkan manusia yang hendaknya saling membantu, saling membaur dan menghargai. Toleransi sangat dibutuhkan oleh tiap orang untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan. Keris dengan dhapur urap-urap memiliki bilah yang cukup ramping dan ringan.


Filosofi Keris Urap Urap

Setiap Mpu keris pada zaman dahulu (pembuat keris) Memiliki cara tersendiri untuk membuat keris dan tentunya menggunakan lelaku dan tirakat tingkat tinggi agar keris yang dibuatnya memiliki daya yang kuat.

Tidak hanya membuat keris sakti tetapi para pembuat keris zaman dahulu memberi nama kerisnya yang mengandung banyak arti didalam nama sederhananya.

Mpu Keris memberi nama yang banyak arti di dalamnya dengan harapan agar sang pemilik dapat memiliki karakter atau sifat seperti keris yang sudah dibuatnya.

Begitu juga dengan Dapur yang satu ini memiliki arti simbolisasi Kebersamaan dan keberagaman.

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris Pusaka Urap-Urap Langka

Keris Pusaka Urap-Urap Langka